BINTANG LAMA
“Aku
mencintai hujan karena ia dapat menghentikan laju motormu untuk berteduh sambil
menatap hujan, entah hujan yang kau tatap atau pikiranmu yang sedang melayang…
aku tak tau.. yang ku tau hanya menatap wajahmu yang lembab oleh hujan dan mengingat
setiap senti dan pola wajahmu.. dalam dan lekat.. secara sembunyi-sembuny dan
akupun mulai bersahabat dengan hujani”
Lama tidak
bercerita tentangmu bintang, ternyata cerita tentang kau menjadi salah satu kebutuhanku saat ini. Mengingat masa
bersamamu menjadi sebuah kenangan yang selalu terulang dalam memori,
menyunggingkan sesenti senyuman dan membuka kembali luka. Sangat sulit
ditafsirkan ingatan tentangmu, sesekali ku bahagia dan sesekali kubersedih.
Sekalipun rasa sakit yang dominan, tetap saja tak sanggup untuk menghapus memori itu, karena ia
tidak akan pernah terhapus… sebab aku telah kehilang kunci penyimpan memori
itu. Bukan menghilangkan tapi mencoba tidak mengingat lagi dimana kunci kotak
memori itu tersimpan.
Kemarin aku
bercerita tentang perjalanan, tahukah kau diperjalananku kali ini, aku sempat
berpapasan dengan beberapa orang yang kembali menyedarkanku bahwa tak ada yang
lebih indah melainkan kamu. Tahukah kau diperjalanan bulan ini hujan kini
mejadi sahabatku, dengan bijak ia menghapus setiap dahaga, dengan bijak ia
membasahi tanah kering, dengan bijak ia memanggil kodok untuk bernyanyi, dan
dengan bijak ia menghidupkan rumput yang layu.
Perjalanan ini
mengajarkanku untuk mulai mencintai hujan, sebab hujan mampu menghentikan laju
motormu, artinya kita akan memilih untuk sejenak menanti hujan berhenti dan
berteduh sambil menatap tiap butiran hujan. Engkau menatap butiran hujankah?
Engkau menghitung tiap tetesannya kah? Engkau memikirkan apa?? Aku ingin tau…
saat ini yang kutau adalah hujan yang memberikanku sedikit waktu lebih lama
bersama dirimu.. hujan dengan bijak memahami hatiku yang tidak hanya menatap
bintang semu dimalam hari tapi ia menyembunyikan bintang itu dan memberikan
kesempatan bagiku untuk menatap dalam wajahmu yang sembab oleh hujan.. menatap
lekat setiap senti lekuk wajahmu..
karena waktu tau bahwa kelak engkau akan berjalan menjauh dari jalanku..
Izinkan aku
untuk tetap mengenang setiap hal tentangmu, mengenang setiap kata yang pernah
kau ucap, mengingat setiap centi lekuk wajahmu karena waktu jualah yang akan
membawaku pada jalanan yang berbeda denganmu. Hidup kita kelak mungkin saja
akan berbeda….
Aku
senang menghadiri acara sastra, sebab kau juga menyukainya. Aku suka mendengar
sajak indah yang dilontarkan para pujangga cinta melalui syair indahnya, karena
kau juga menyukainya. Sebab saat engkau terpaku menatap penyair dipanggung aku
justru terpaku menatap wajahmu… dalam.. dan diam.. sebab sebatas itulah
kemampuanku. Jika kelak aku hadir dan kembali mencintaimu abaikan saja karena
keberanianku sebatas mencintaimu dalam diam. Sama saat kau menatap hujan, maka
aku hanya mampu menatapmu… dalam.. dan diam…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar