Kamis, 04 Juli 2013

UNTUK SANG BINTANG

BINTANG LAMA

“Aku mencintai hujan karena ia dapat menghentikan laju motormu untuk berteduh sambil menatap hujan, entah hujan yang kau tatap atau pikiranmu yang sedang melayang… aku tak tau.. yang ku tau hanya menatap wajahmu yang lembab oleh hujan dan mengingat setiap senti dan pola wajahmu.. dalam dan lekat.. secara sembunyi-sembuny dan akupun mulai bersahabat dengan hujani”
Lama tidak bercerita tentangmu bintang, ternyata cerita tentang kau menjadi salah  satu kebutuhanku saat ini. Mengingat masa bersamamu menjadi sebuah kenangan yang selalu terulang dalam memori, menyunggingkan sesenti senyuman dan membuka kembali luka. Sangat sulit ditafsirkan ingatan tentangmu, sesekali ku bahagia dan sesekali kubersedih. Sekalipun rasa sakit yang dominan, tetap saja tak  sanggup untuk menghapus memori itu, karena ia tidak akan pernah terhapus… sebab aku telah kehilang kunci penyimpan memori itu. Bukan menghilangkan tapi mencoba tidak mengingat lagi dimana kunci kotak memori itu tersimpan.

Kemarin aku bercerita tentang perjalanan, tahukah kau diperjalananku kali ini, aku sempat berpapasan dengan beberapa orang yang kembali menyedarkanku bahwa tak ada yang lebih indah melainkan kamu. Tahukah kau diperjalanan bulan ini hujan kini mejadi sahabatku, dengan bijak ia menghapus setiap dahaga, dengan bijak ia membasahi tanah kering, dengan bijak ia memanggil kodok untuk bernyanyi, dan dengan bijak ia menghidupkan rumput yang layu.